BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Reaksi
kondensasi adalah reaksi penggabungan dua molekul atau lebih menjadi satu
molekul yang lebih besar dengan atau tanpa kehilangan satu molekul kecil.
Senyawa dibenzildinaseton (1,5-difenil-1,4-pentana-3-on) antara benzaldehid dan
aseton dengan katalis asam atau basa.
Dalam mekanisme
reaksi mula-mula aseton bereaksi dengan basa (NaOH) sehingga membentuk ion
enolat. Ion enolat ini bermuatan negatif dan akan menyerang atom CX+
pada benzaldehid. Setelah melalui serangkaian proses maka akan terbentuk
dibenzilidinaseton. Sayrat terjadinya reaksi pembentukan dibenzilidinaseton ini
harus ada H-X pada komponen karbonilnya. H-X ini akan
diubah menjadi ion enolat oleh basa. Pada pembuatan dibenzilidinaseton digunakan
benzaldehid dengan aseton, dengan katalis basa (NaOH). 2C6H5CHO
+ CH3 COCH3 →C6H5CH = CHCOCH = CHC6H5
+ 2H2O
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi
Dibenzilidinaseton
2. Alat
dan Bahan dalam percobaan sintesis Dibenzilidinaseton
3. Cara
kerja sintesis Dibenzilidinaseton
4. Kegunaan
Dibenzilidinaseton
5. Mekanisme
reaksi Dibenzilidinaseton
6. Kegunaan
Dibenzilidinaseton
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mempelajari
kondensasi aldehid aromatik dengan keton (reaksi kondensasi claisen-schmid)
2. Untuk
mempelajari mekanisme reaksi dalam sintesis Dibenzilidinaseton
3. Untuk
mengetahui kegunaan Dibenzilidinaseton
1.4 Manfaat
Penulisan
Penulis harapkan dengan adanya penulisan ini pembaca
dapat mengetahui tentang pentingnya sintesis Dibenzilidinaseton, dan
kegunaannya dalam bidang farmasi maupun dalam kehidupan sehari hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dibenzilidinaseton
Dibenzilidinaseton merupakan senyawa
karbonil tak jenuh α.β dalam senyawa karbonil tak jenuh α.β ikatan rangkap
karbon-karbon dan ikatan rangkap karbon oksigen (dalam gugus karbonil)
kedudukanya dipisahkan oleh sebuah ikatan tunggal karbon-karbon. Struktur
sederhana dari dibenzilidinaseton.
Dibenzilidinaseton merupakan senyawa
karbonil yang mempunyai hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa yang mana
dapat mengalami reaksi kondensasi aldol, dimana reaksi kondensasi aldol
merupakan reaksi antara suatu aldehida dengan suatu keton dengan adanya katalis
basa, dalam hal ini dibenzilidinaseton dapat dibuat melalui reaksi kondensasi
aldol campuran (claisen schmidt) dari aseton dua ekivalensi benzaldehida gugus
karbonil aseton sehingga bereaksi cepat dengan anion aseron menghasilkan β
hidroksi ketondan dengan mudah mengalami dehidrasi dengan berkatalis basa
sehingga dapat menghasilkan mono atau dibenzilidinaseton.
2.2 Alat dan Bahan dalam percobaan sintesis
Dibenzilidinaseton
Ø Alat
1. Erlenmayer
250 ml
2. Pengaduk
megnetik
3. Plate
Mechanical Stirrer
4. Termometer
5. Corong
buchner
6. Gelas
ukur
7. Kompressor
Ø Bahan
1. Benzaldehid 5. Aquadest
2. Aseton
3. Etanol
4. NaOH
2.3 Cara Kerja Sintesis Dibenzilidinaseton
Pada percobaan sintesis
dibenzilidinaseton yang pertama adalah memasukan reagen ke dalam erlenmayer
(250 ml). Yang pertama dimasukan adalah aseton karena mempunyai BJ lebih kecil
yaitu 0,79 sehingga memudahkan pencampuran lebih homogen. Kemudian dimasukan
benzaldehid dan tambahkan etanol 75 ml.
Campuran tersebut dijaga suhunya sekitar 20-220 C agar energi
aktifasi pada suhu tersebut berlangsung optimal. Jika suhunya lebih dari 220
C maka tidak terbentuk reaksi kondensasi karbonil. Tetapi terbentuk reaksi
Cannizarro. Reaaksi Cannizarro adalah reaksi dimana aldehid teroksidasi menjadi
asam karbonat dan setengahnya akan tereduksi menjadi alkohol.
Didalam erlenmeyer diberi pengaduk
magnetik dan pengadukan dilakukan di mechanical stirrer. Kemudian dimasukan
NaOH tetes demi tetes sambil diaduk selama 5 menit. Dan waktu pengadukan suhu
tetap dijaga. Jika suhu mendekati atau lebih 220 C maka didalam
bekker glass diberi es batu sampai suhu kembali stabil. Jika suhu kurang dari
200 C maka es batu dikeluarkan dari bekker glass sampai suhu kembali
stabil. Disini digunakan katalis basa NaOH karena adanya katalis basa akan
menghasilkan ion enolat yang lebih relatif dari pada enol yang dihasilkan katalis
asam.
Pada saat penambahan NaOH terjadi
perubahan warna menjadi merah, agak orange dan lama kelamaan menjadi endapan
kuning. Setelah NaOH habis dan telah diaduk selama 5 menit, larutan didiamkan
selama 10 menit untuk mengoptimalkan reaksi yang terjadi. Selain itu juga untuk
memisahkan endapan dengan pelarutnya sehingga akan memudahkan penyaringan.
Kemudian disaring dengan corong buchner yang dihubungkan dengan vaccum agar
dihasilkan endapan yang lebih kering. Residu atau kristal yang dapat dicuci
dengan aquadest untuk menetralkan endapan, dan dicuci lagi dengan etanol untuk
melarutkan sisa-sisa asam yang masih menempel dalam endapan sampai endapan
bersifat netral.
Untuk mengetahui apakah larutan
netral atau belum bisa menggunakan kertas lakmus merah, karena basa membirukan
kertas lakmus merah. Apabila kertas lakmus diberi larutan warnanya berubah
menjadi biru berarati larutan masih basa. Jika kertas lakmus merah tetap
berwarna merah berarti pH nya sudah netral.
Setelah itu kristal dimasukan dalam
bekker glass dan ditambahkan etanol dan aquades dalam keadaan panas. Endapan
tersebut kemudian didinginkan, dan disaring dengan corong buchner menggunakan
kompressor untuk menyerap kandungan air yang ada dalam endapan. Selanjutnya
residu atau kristal diletakkan dalam cawan petri dan dimasukan kedalam
exicator, supaya kandungan air atau etanol yang ada dalam Dibenzilidinaseton
tidak menguap dan tetap pada suhu kamar. Karena suhu exicator berbeda dengan
suhu lingkungan luarnya. Waktu pengeringan kurang lebih dibutuhkan waktu 3 hari
dan terbentuklah endapan berupa kristal berwarna kuning dan berbau menyengat.
Setelah pengeringan dalam exicator
selama kurang lebih 3 hari, endapan ditimbang berat keringnya dan ditentukan
titik leburnya. Penetapan titik lebur dilakukan dengan cara memasukan zat dalam
pipa kapiler. Kemudian pipa kapiler dimasukan dalam lubang kecil diatas lubang
termometer pada alat melting point. Setelah itu diamati suhu awal melebur
sampai melebur sempurna. Dimana titik lebur standarnya yaitu 1200 C
– 1400 C.
2.4
Kegunaan Dibenzilidinaseton
Kegunaan Dibenzilidinaseton banyak
sekali. Salah satunya dalam bidang Farmasi digunakan sebagai bahan obat Anti
Kanker.
2.5 Mekanisme reaksi Dibenzilidinaseton
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
v Pembuatan
Dibenzilidinaseton melalui reaksi kondensasikarbonil benzaldehida dan aseton.
v Dibenzilidinaseton
berasal dari reaksi antara benzaldehida dan aseton.
v Pembuatan
dibenzilidinaseton yang menggunakan katalis basa (NaOH) sehingga menghasilkan
ion enolat yang reaktifitasnya tinggi.
v Benzaldehida
bertindak sebagai elektrofil dan Aseton sebagai nukleofil.
v Hasil
yang diperoleh berupa endapan dibenzilidinaseton dengan pemerian krisatal
berwarna kuning dan berbau menyengat.
v Reaksi
kondensasi ialah reaksi penggabungan 2 molekul atau lebih untuk menjadi molekul
yang lebih besar tanpa mengurangi atom-atomnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2011. Petunjuk Praktikukm Kimia Organik,
Fakultas Farmasi UMS. Surakarta
Fesenden dan Fesenden, 1992. KIMIA
ORGANIK JILID II, Erlangga. Jakarta
Hart. Harrold, 2003. Kimia Organik,
Erlangga.Jakarta
Samhoedi. M, 1975. Kuliah dan Praktek Kimia
Farmasi Preporative, Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta
Yammamoto. M, or. 1958. Mekanisme Reaksi Kimia
Organik, IKIP Surabaya Press; Surabaya
komentarnya y..?
ReplyDelete